Skip to main content

Khotbah Kristen tentang Kasih yang Tak Terbatas - Ilustrasi Kisah Nyata

Khotbah Kristen tentang Kasih yang Tak Terbatas - Ilustrasi - Anda pernah disakiti? Dicela? Dihina? Apa yang Anda rasakan? Sakit hati? Sedih? Marah? Apa yang Anda lakukan? Membalas dendam? Menyimpannya dalam hati? Atau membuangnya?

Khotbah Kristen tentang Kasih yang Tak Terbatas - Ilustrasi Kisah Nyata

Melalui renungan Kristen hari ini, kita akan belajar dari sebuah kasih yang tak terbatas, kisah nyata dari Nelson Mandela. Mengawali khotbah kali ini, ada sebuah ilustrasi yang menarik mengapa kasih itu penting.

Ilustrasi Khotbah Kristen tentang Kasih


Efesus 4:26-27

26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.

27 dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.

Guru: "Siapa yang memiliki musuh?

Pertanyaan tersebut sontak dibalas oleh semua anak Sekolah Minggu dengan bersemangat. Hampir semua memiliki lebih dari satu musuh. Ada yang mulai menyebut nama temannya yang pernah mengambil mainannya dan sebagian besar lainnya ada yang mulai berpikir untuk membalas dendam.

Guru: "Apakah anak-anak membenci musuh itu dan mau membalas dendam?

Semua diam tanpa tahu apa yang harus dikatakan.

Guru melanjutkan: "Hari ini, ibu membawa beberapa buah kentang. Silahkan ambil dan masukkan ke dalam kantong plastik bening itu sesuai dengan jumlah musuh yang kalian punya."

Anak-anak Sekolah Minggu itu ada yang mengambil 1, 2 buah kentang ada juga yang 3 buah kentang. Terus memasukkannya ke dalam kantong plastik bening.

Guru: "Bawalah plastik berisi kentang tersebut kemana pun ka kalian pergi."

Beberapa hari kemudian...

Datanglah anak-anak Sekolah Minggu ke rumah gurunya dan mulai mengeluh. Karena kentang-kentang dalam plastik tersebut mulai busuk dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Plastik yang tadinya bening pun sudah mulai kotor oleh kentang-kentang yang busuk.

Apa yang dapat kita petik dari ilustrasi di atas?

Seperti itulah hati kita, ketika kita tidak tidak bisa menghapus kebencian dan melupakan dendam.

Kantong plastik yang bening adalah hati kita, yang akan kotor ketika kita menyimpan kebencian di dalamnya. Semakin besar dan banyak kebencian yang kita letakkan, semakin berat pula kita akan melangkah.

Sudahkah kita memaafkan semua kesalahan yang pernah seseorang lakukan terhadap kita?

Hari ini, mari lepaskan semuanya. Tidak perlu menggenggam hal-hal yang tidak perlu. Memang harus diakui kalau ini tidak mudah, tapi setidaknya menyingkirkan pikiran negatif, amarah dan keinginan balas dendam bisa membawa kehidupan kita ke arah yang lebih baik.

Lihat juga khotbah Kristen tentang bersyukur

Khotbah Kristen tentang Kasih yang Tak Terbatas


Ya, dialah Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan dan peraih penghargaan Nobel Perdamaian atas jasa-jasanya memperjuangkan keadilan bagi kaum kulit hitam di Afrika Selatan yang ditindas dan diperlakukan dengan tidak adil.

Dalam perjuangannya menentang Apartheid, Nelson Mandela pernah dipenjara selama 27 tahun oleh lawan politiknya. Dalam penjara, ia sering disiksa, bahkan pernah digantung  dengan kepala terbalik dan dikencingi oleh seorang sipir.

Singkat cerita setelah dibebaskan dan berhasil memenangkan pemilihan umum di Afrika Selatan sebagai presiden, Nelson Mandela memerintahkan pengawal pribadinya untuk mencari sipir tersebut.

Pengawal tersebut membawa sipir tersebut ke hadapan Nelson Mandela dan bisa dipastikan, si sipir tersebut sangat ketakutan.

Dalam bayangannya, sipir tersebut tahu semua kesalahannya dan besar kemungkinan Nelson Mandela, yang sekarang punya kuasa, akan menyiksa dan membalas semua perlakukannya dulu.

Tapi apa yang terjadi?

Di luar dugaan, Nelson Mandela merangkul dan berkata kepada orang yang dulu sering menyiksanya tersebut: "Hal pertama yang harus saya lakukan saat menjadi presiden adalah memaafkanmu."

Ketika ditanya wartawan, Nelson Mandela menjawab: "Kamu harus terlebih dahulu megampuni orang yang berada di dekatmu dan paling banyak menyakitimu. Jika mampu melakukannya, maka kamu dapat mengampuni semua orang yang pernah melakukan kejahatan kepadamu."

Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah-kisah inspiratif di atas?
  • Tidak boleh menyimpan kebencian dalam hati.
  • Tidak boleh melakukan balas dendam
Sebagai orang Kristen yang telah dikasihi Tuhan Yesus terlebih dahulu, kita pun harus bisa mengampuni dan menghilangkan semua kebencian di dalam hati kita.

Setiap hari, atau setiap hari Minggu, kita selalu mengucapkan Doa Bapa Kami: "... Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami..."

Namun tidak jarang, kita menjadikan doa tersebut hanya sebagai ayat hafalan dan rutinitas dan bukan dari hati yang tulus.

Saya sudah memaafkanmu dan tidak akan membalas dendam. Tapi maaf, saya tidak bisa melupakan sikapmu Minggu lalu yang mengambil durianku...

Apakah kita sudah memaafkan? Mungkin, tapi masih ada sedikit yang mengganjal di hati. Yaitu tidak memaafkan dengan segenap hati yang masih menyimpan kebencian.

Jika sikap kita masih seperti ini dalam memaafkan, memaafkan ala Nelson Mandela akan sulit kita terapkan di dalam kehidupan. Besar kemungkinan kita akan melakukan balas dendam terhadap orang-orang yang pernah menghina, menyiksa dan melakukan kejahatan yang lebih besar dari pada yang pernah kita alami.

Bagaimana agar kita bisa mengampuni dengan segenap hati?

1 Korintus 13:5b

Ia (Kasih) tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Kristus Yesus, menjadikan kasih sebagai pusat pemberitaan Injil. Sebagai orang Kristen, tentu perintah mengasihi merupakan sentral dalam kehidupan kita sehari-hari.

Efesus 4:26-27 dari pembacaan kita hari ini mengajarkan agar tidak memberikan kesempatan kepada iblis?

Kapan kita memberi kesempatan kepada iblis? Saat kita membiarkan hati kita dipenuhi oleh kebencian dan balas dendam.

Dengan membawa kebencian di dalam hati kita setiap hari, maka hidup kita tidak akan pernah tenang dan selalu diselimuti awan gelap. Lama-kelamaan, kebusukan yang kita simpan di hati akan mengeluarkan aroma busuk yang akan menjadikan kita dijauhi. Kapan? Ketika kita membalas dendam.

Saudara-saudaraku, marilah kita mengasihi dengan segenap hati dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Dengan membuang kebencian maka kita telah mengundang sejuknya damai sejahtera masuk ke hati kita.

Tuhan Yesus telah menjadi teladan yang baik dalam mengasihi. Ia rela mati bagi kita sebagai bukti kasih yang tak terbatas. 

Karena itu, sudahkah kita juga memaafkan dan belajar mengasihi dengan tulus? Renungkanlah!

Lihat juga khotbah Kristen untuk anak muda jaman sekarang

Demikianlah khotbah Kristen tentang kasih yang tak terbatas dan ilustrasi kisah nyata. Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati!

Saksi Iman
Saksi Iman
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ibrani 11:1

Tentang
Saksi Iman merupakan tempat untuk berbagi inspirasi dan motivasi Kristen.

Hubungi Kami
WhatsApp 085396717324
Email Lara4store@gmail.com

Alamat
Baebunta Selatan, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Indonesia - 92965
close